BCA & Indihome Mengecewakan

  • Whatsapp
banner 728x90

INTERNET Itu tidak hanya nutrisi material kehidupan saat ini. Tapi, juga sebagai unsur primer mengendalikan pekerjaan sehari-hari. Semua rasanya butuh ‘penyedap’ yang satu ini. Bayangkan kalau tanpa ‘internet’ jangankan sehari, sejam saja kuota habis atau jaringan internet diisolir karena sesuatu hal dampaknya luar biasa. Terlebih bagi pekerja media digital seperti saya.

Sebagai pelanggan Indihome kurang lebih tiga tahun dengan kisaran pembayaran antara Rp 900 ribu hingga 1,2 jutaan kehadirannya sangat membantu kerjaan saya. Mulai mengelola informasi, merancang kegiatan tim hingga menyajikan informasi terhnologi yang mengarusutamakan kecepatan. Ya kecepatan. Cepat menyajikan didukung dengan tehnologi yang baik dan cepat tentunya. Karena kerja saya tidak mengenal waktu. Bisa menjelang subuh harus segera atau cepat. Bisa pula sore harus cepat menyajikan dan kerja kerja lainnya.

Selama ini, staf saya membayar Indihome berlangganan secara manual dan kadang pembayaran non tunai lewat ATM. Tapi, untuk tagihan Januari 2020 ini secara kebetulan saya yang membayar lewat ATM BCA. Seperti biasa transaksi transaksi lainnya. Semua lancar.

Ternyata, selang sejam staf saya melaporkan bahwa tagihan Indihome masih terposting di website Indihome dan belum terbayar. Staf saya pun saya minta ke kantor Cabang BCA membawa buku tabungan saya dan teller BCA mengakui benar ada transfer dana Rp 1,04 juta ke Indihome dari rekening saya. ‘’Sudah tiga orang juga komplain hal ini soal Indihome pak. Nanti kalau Indihome masih komplain kita akan printkan. Tunggu saja satu kali 24 jam,’’ tutur staf saya menirukan saran teller bank itu.

Ternyata, pada tanggal 22 Januari 2020 atau pagi ini pukul 05.00 wita hand phone saya yang link dengan Wi-fi rumah menerima laporan bahwa jaringan diisolir indihome. Saya diminta menghubungi pihak jaringan internet berbayar milik BUMN itu.

Pertanyaan saya, apakah dua hari (tgl 20-21 Januari 2020) belum ada koneksifitas antara BCA dan Telkom soal pembayaran pelanggan via transfer ATM? Apakah jaringan kerjasama keduanya tidak menggunakan internet? Kok begitu sulit ya hingga pelanggan jadi korbannya?

Bisa jadi, tidak hanya saya yang kecewa atau mengalami masalah ini, di hari ini yang mempercayakan dan haqqul yakin antara tanggal 20-21 Januari 2020 trouble pembayaran via ATM BCA terselesaikan, tapi nyatanya tidak. Kita mesti kembali ke BCA ngeprint buku tabungan dan membawa atau komplain ke Telkom. Menbayar lewat ATM tentu pelanggan ingin efisien dan efektif, tapi nyatanya malah sudah merugikan dan inefisiensi waktu bolak balik mengurus. Semoga ini menjadi pelajaran buat kedua perusahaan tersebut. Indonesia Maju ! ***

Oleh: andono wibisono

Berita terkait