Palu,- Kewaspadaan masyarakat Bumi Tadulako, Sulteng terhadap potensi bencana mesti lebih dimatangkan karena daerah ini tergolong rawan bencana di nusantara.
“Dengan begitu semoga masyarakat akan memiliki bekal kesiapsiagaan untuk dapat merespon setiap kemungkinan bencana secara cerdas, cepat dan tepat,” harap Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Dr. Ir. B. Elim Somba, M.Sc dalam sambutan gubernur yang dibaca pada Workshop review dan evaluasi serta peluncuran program pengurangan risiko bencana di Kota Palu, Selasa (24/11/2020).
Kegiatan yang diprakarsai oleh lembaga donor Islamic Relief Worldwide mengambil tempat di Hotel Rama Garden dan dihadiri perangkat OPD teknis, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi dan stakeholder kebencanaan.
Asisten menyampaikan bahwa gubernur sangat mengapresiasi bantuan Islamic Relief dan para mitra atas upaya-upaya kemitigasian, penanganan bencana dan percepatan rehab-rekon pascabencana 28 September 2018.
Terkait dengan program, Ia menaruh perhatian kiranya inisiator dapat menyelipkan pengetahuan literasi media kepada masyarakat agar masyarakat dapat menangkal hoax dalam pemberitaan bencana.
“Terkadang tanpa proses cek dan ricek, masyarakat dengan mudahnya langsung percaya dan mengikuti apapun berita/informasi (bencana) yang dishare di media sosial,” ungkapnya.
Mestinya setiap informasi/berita bencana saran asisten harus ditelusuri dulu validitasnya supaya terjadi benang merah dengan kesiapsiagaan, bukan malah membuat masyarakat bertambah cemas dan akhirnya salah mengambil tindakan.
“Karena bila merespon secara panik maka apapun strategi mitigasi yang sudah dipersiapkan dengan baik niscaya akan buyar seketika,” tandasnya.
Sebelumnya, dalam sambutan sekaligus laporan kegiatan dari perwakilan Islamic Relief menuturkan bahwa program yang diluncurkan adalah replikasi dari program serupa yang telah dilaksanakan di Kabupaten Sigi, tepatnya di 3 desa terdampak yaitu Lolu, Mpanau dan Jono Oge.
Program tersebut berfokus pada 3 sasaran utama yaitu kepada masyarakat, pemda dan rumah ibadah.
Ia pun optimis hasil akhir program di Kota Palu dapat mewujudkan ketangguhan masyarakat terhadap bencana dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, kesiapsiagaan masyarakat dan pengembangan ekonomi berkelanjutan dengan pendekatan rumah ibadah dan tokoh agama.
“Kami berharap review dari kegiatan di Sigi dapat direplikasi, diperdalam dan kalau bisa diperluas lagi di Palu,” singkat perwakilan Islamic Relief.
Sumber: Ro Humpro Setdaprov Sulteng