Dalam satu kesempatan, gubernur menyebut bahwa awalnya dana pembebsan lahan sharing antara provinsi dan pusat. Konon, dana pusat tidak dapat digunakan untuk pembebsan lahan, maka Kementerian PU RI menyerahkan ke Provinsi Sulawesi Tengah. Apakah sanggup atau dana hibah JICA akan dialihkan ke Lombok, Jawa Timur atau daerah lainnya yang terdampak bencana yang jaraknya tak jauh beda dengan gempa Pasigala 7,4 SR. Olehnya, pihaknya menambah dukungan anggaran ke Kota Palu yang semula hanya Rp10 miliar menjadi Rp37 miliar. Karena direncanakan Rp27 miliar digunakan untuk pembebasan lahan wilayah Jalan Cumi-cumi dan pembangunan Oprit Kampung Lere. ‘’Ya begitu ceritanya. Sudah yang penting jangan dipindah itu hibah JICA ke daerah lain. Karena batasnya sampai 2023. Kalau lambat dananya dipindah. Saya Tanya kota tidak siap, sudah saya putuskan bantu dan awasi,’’ terang Gubernur.
Lantas apa kepentingan Cudy dengan Jembatan Palu IV yang baru? Apakah tidak trauma nanti dipanggil – panggil lagi aparat penegak hukum soal ‘dana bantuan pembebasan lahan’ pembangunan Jembatan Palu IV yang baru? ‘’Kecuali uang itu saya pakai saya takut. Itu untuk percepatan pembangunan dan diserahkan ke Pemkot. Tehnisnya Tanya Wali Kota bagaimana. Sulteng berkentingan bahwa jembatan itu akan menjadis alah satu akses dalam Kota Palu yang dapat mengakselerasi investasi, mobilitas barang ke pelabuhan Pantoloan dan Wani menuju wilayah Sulbar dan Sulsel serta nantinya untuk infrastruktur pendukung pelayanan Sulteng sebagai penyangga ibu kota negara yang baru,’’ terang gubernur berapi-api.
Dalam pandangan redaksi, Visi Sulteng Maju dan Sejahtera dengan tagline Gerak Cepat pisau analisisnya minimal tiga indikatif utama. Tiga indikasi inilah yang nantinya publik akan menunggu hingga Desember tahun 2023. Walau pun usia kepemimpinan Cudy – Makmun sampai 2024. Tapi secara politis, bila sampai 2023 Cudy- Makmun tidak sanggup atau gagal menyelesaikan janjinya maka akan lebih berat menjalani untuk kepentingan politik jangka panjang.
