Ketiga; Fenomen saat ini yaitu Disrupsi Demokrasi. Ada penggerusan persepsi demokrasi di dunia. Ternyata dengan demokrasi dan kebebasan yang dijamin, oleh sebagian negara dinilai rakyatnya tidak juga memberikan kesejahteraan. Keadilan, korupsi makin menjadi – jadi dan praktek demokrasi korporasi yang menguasai. Rakyat beberapa negara meluapkan kekesalan dengan memilih ‘figur baru’ yang populis di medsos dan bisa diharapkan memiliki dan membawa pada harapan baru. Indonesia bisa jadi akan mengikuti Philipina? Bisa jadi.
Keempat; Faktor Duterte yunior, Zara Duterte, tak bisa dikesampingkan. Bapaknya dianggap sukses dua periode menegakkan aturan di Philipina. Gembong narkoba disikat. Berdamai dengan kelompok kanan, utamanya Islam di sana. Tegas dan sederhana memimpin. Duet Bong Bong – Zara Duterte lagi lagi dipersepsi rakyat Philipina adalah figur baru yang menguasai medsos dan dipuja nitizen.
Coretan – coretan faktor sangat terbuka didebat oleh pegiat demokrasi yang kini tinggal sebagai dekorasi. Atau pengamat Asia dan lainnya. Tetapi, saya yakin keempat faktor ini adalah faktor ikutan atau circle dari era disrupsi dan bonus demografi. ***
Oleh : Cak Ando Wibisono (praktisi media)