Wali Kota Palu: Pengurangan Risiko Bencana Tidak berjalan Otodidak

  • Whatsapp
banner 728x90

PALU– Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE menegaskan upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam pengurangan risiko bencana bukan hanya berjalan secara otodidak.

Akan tetapi, tetap diatur dalam regulasi yang menguatkan langkah-langkah strategis agar penguatan risiko bencana benar-benar dapat berjalan dengan baik.

“Ketika Kota Palu dihantam Gempa tahun 2018, hal ini bagi sebagian orang setelah gempa itu barulah kemudian mengatakan bahwa gempa ini sesungguhnya telah diprediksi beberapa belas tahun yang lalu bahkan beberapa tahun yang lalu akan terjadi gempa,” jelas Wali Kota Hadi saat menjadi narasumber pada acara Workshop Penanggulangan Bencana bersama sejumlah Wali Kota di Hotel Best Western Coco Palu,Kamis, 14 Juli 2022.

Menurutnya, Pemerintah Kota Palu saat itu telah mengambil langkah-langkah yang cukup strategis. Antara lain menentukan ruang-ruang evakuasi dan juga menyiapkan jalur-jalur evakuasi.

“Kemudian juga pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah lain yang dijadikan sebagai langkah antisipasi jika terjadi Gempa yang dikhawatirkan,” lanjutnya.

Prediksi ini telah berjalan dan Pemerintah Kota Palu telah menyiapkan langkah-langkahnya. Namun, Gempa terjadi karena Kota Palu dilintasi sesar Palu-Koro yang merupakan sesar atau patahan yang paling aktif.

Workshop yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Komisariat Wilayah VI dan Pemerintah Kota Palu tersebut berkaitan tentang pengurangan risiko bencana.

Dalam kegiatan APEKSI kali ini juga dihadiri oleh Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana, BNPB, Agus Wibowo yang membawakan materi tentang mitigasi bencana.

Selain itu, Workshop tersebut diikuti oleh 17 Wali Kota yang berada di wilayah Indonesia Timur. Hadir pula Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK.,M.Kes. ***

Editor: Rizky

Berita terkait