Jakarta,- Perguruan Tinggi Negeri (PTN) adalah magnet untuk para lulusan sekolah menengah atas yang ingin melanjutkan studinya. Terdapat ratusan ribu calon mahasiswa mengikuti seleksi bersama tes masuk dan setiap tahun jumlahnya terus mengalami peningkatan.
Diketahui sebelumya, data menunjukkan pada 2021 jumlah peserta jalur tes yang saat itu bernama Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) sebanyak 777.858 orang. Setahun kemudian meningkat menjadi 800.852 orang. Sementara yang lolos dan diterima hanya 192.810 orang atau 24,07% dari peserta tes.
Ketatnya persaingan membuat ada saja peserta yang menghalalkan berbagai cara agar bisa menembus seleksi masuk PTN. Pada SBMPTN 2022 lalu beredar foto-foto tangkapan layar soal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di media sosial. Kemudian, panitia juga menemukan para peserta menggunakan alat bantu dengar dan berpura-pura menjadi penyandang tunarungu.
Selain itu, ditemukan juga peserta memakai alat berupa ponsel pintar dan earphone yang tersimpan di dalam baju. Melalui alat itu, soal-soal ujian direkam dan diarahkan ke pihak lain yang ada di luar. Jawaban kemudian dikirim melalui saluran earphone yang dipakai. Mereka berhasil meloloskan alat-alat tersebut dengan bantuan sejumlah staf kampus yang menjadi lokasi tes.
Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) sebagai penyelenggara saat itu menyebut sekitar 200 orang diketahui melakukan kecurangan dalam pelaksanaan tes masuk PTN. Para peserta tersebut membidik prodi-prodi favorit yang memang memiliki tingkat keketatan tinggi.
Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2023 Mochamad Ashari mengakui kasus perjokian memang ditemukan setiap tahun. Ia mengungkapkan masa lalu ada joki tradisional yang memilih tempat duduk berdampingan dengan peserta tes yang menggunakan jasanya.