China Makin Kuat di LCS, Bagaimana RI Akan Menanggapinya?

  • Whatsapp
Patroli kapal perang Indonesia di perairan Laut Natuna Utara pada akhir tahun 2021. (Reuters: Foto Antara/Muhammad Adimaja)

Proyek migas Indonesia

Pemerintah Indonesia mengumumkan proyek migas lepas pantai senilai 3 miliar dolar AS di dekat Kepulauan Natuna, yang berada di atas salah satu ladang gas terbesar di dunia yang terletak di perairan antara Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

“Akan ada aktivitas di kawasan perbatasan yang merupakan salah satu titik panas geopolitik dunia,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

Disebutkan, TNI Angkatan Laut akan ikut mengamankan proyek ini sehingga secara ekonomi dan politik menjadi penegasan kedaulatan Indonesia.

Menurut Profesor Blaxland, meski Kepulauan Natuna berada di ZEE Indonesia, itu sulit untuk mewujudkan proyek ini di area tersebut.

“Karena China gigih meningkatkan kehadiran kapal-kapalnya yang digunakan untuk intervensi dan penegasan klaimnya,” katanya.

Pada pertengahan Januari 2023, Indonesia mengerahkan kapal perang ke Laut Natuna Utara untuk memantau kapal penjaga pantai China yang ternyata telah aktif di wilayah itu.

Seperti apa Pemerintah Indonesia akan menanggapi setiap langkah China selanjutnya, bergantung pada situasi politik dalam negeri, apa langkah dari Presiden Joko Widodo, serta siapa yang menggantikannya ketika jabatannya berakhir tahun depan.

“Ada faktor pendukung dan penghambat dalam pendekatan Indonesia yang lebih tegas di LCS, karena Pemerintah Indonesia berkepentingan menarik investasi China yang lebih besar,” jelas Profesor Blaxland.

Menurut Dr Strating, China dan Indonesia telah bekerja sama dalam berbagai proyek infrastruktur, tapi tidak mudah untuk bersama-sama mengembangkan ladang gas Pulau Natuna.

“Bagi Indonesia, narasinya tentang wilayah maritim yang diklaimnya di Laut China Selatan benar-benar terkait dengan kedaulatan negara, sangat terkait dengan identitas nasionalnya,” kata Dr Strating kepada ABC.

“Mereka tidak ingin melihat haknya terkikis melalui semacam skema pembangunan bersama dengan China di wilayah tertentu,” tambahnya.

Menurut Dr Davis, insiden antara armada penangkap ikan China yang bersenjata dan kapal Angkatan Laut Indonesia pernah terjadi, karena Indonesia berusaha mencegah penangkapan ikan ilegal di perairannya.

“Ada kekhawatiran [dari pihak Indonesia] jika China diizinkan menguasai Kepulauan Spratly di LCS, maka langkah selanjutnya adalah memperluas kontrol itu ke arah selatan menuju Pulau Natuna dan pada dasarnya akan merebut Natuna dari Indonesia,” katanya.

Berita terkait