China Makin Kuat di LCS, Bagaimana RI Akan Menanggapinya?

  • Whatsapp
Patroli kapal perang Indonesia di perairan Laut Natuna Utara pada akhir tahun 2021. (Reuters: Foto Antara/Muhammad Adimaja)

Ini juga termasuk Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly, atau titik-titik penting di wilayah yang semakin termiliterisasi ini.

“Sembilan garis putus-putus di LCS memberi China, dalam pandangan mereka, legitimasi untuk mengklaim sumber daya dasar laut dan stok perikanan di LCS,” kata Profesor Blaxland.

Sebagian besar negara mengakui ZEE satu sama lain, yang membentang hingga 200 mil laut dari garis pantai.

Tapi klaim China lebih dari persoalan kekayaan alam di perairan tersebut,yang juga dilalui oleh sepertiga pengiriman barang dunia dengan nilai $4,84 triliun setiap tahun.

“China telah membangun Angkatan Laut, penjaga pantai, milisi maritim, dan armada penangkap ikan bersenjata untuk menegaskan klaimnya. Ini didukung oleh pembangunan pulau-pulau buatan sebagai pangkalan militer yang mengintimidasi negara tetangga untuk mundur,” jelas Profesor Blaxland.

China mencoba mencaplok seluruh wilayah LCS secara efektif sebagai perairan teritorialnya, menurut Malcolm Davis dari Institut Kebijakan Strategis Australia (ASPI).

“Mereka membangun pulau-pulau buatan ini dan kemudian mengklaimnya sebagai wilayah daratan China,menempatkan pangkalan militernya di terumbu karang dan pulau bebatuan itu,” katanya.

Terlepas dari hal itu, negara-negara lain pun terus menjalankan proyek di LCS, termasuk Indonesia yang mengumumkan proyek blok migas baru di wilayah perairan yang dianggap China sebagai miliknya.

Berita terkait