Wagub Sulteng Buka Secara Resmi Gerakan Serentak Sebulan Minum Tablet Tambah Darah Bagi 100.000 Remaja Putri se-Sulteng.

  • Whatsapp

Palu, Sulawesi Tengah – Gubernur diwakili Wakil Gubernur Ma’mun Amir menghadiri sekaligus membuka secara resmi Gerakan Serentak Sebulan Minum Tablet Tambah Darah Bagi 100.000 Remaja Putri se-Sulawesi Tengah dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional. Bertempat, di Gedung Pogombo Kantor Gubernur. Selasa, (2/5/2023)

Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Kabupaten dan Kota, yang merupakan rangkaian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Dan sasarannya adalah siswi SMA, SMK, MA, SMP dan MTs yang berjumlah sekitar 148.850 siswi. Dan disiarkan secara langsung melalui Chanel YouTube Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan itu, dilakukan penyerahan buku saku dan buku referensi Stunting. Kemudian, perwakilan siswi meminum obat tablet tambah darah yang diikuti secara serentak oleh siswi lainya baik langsung maupun virtual.

Kegiatan ini bertujuan yakni ; (1) untuk meningkatkan komitmen dalam peningkatan disiplin minum tablet tambah darah bagi remaja putri di Provinsi Sulawesi Tengah seminggu sekali. (2) untuk meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam minum tablet tambah darah. (3) terimplementasinya pencegahan anemia pada remaja putri dengan minum tablet tambah darah.

Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur didampingi Kadis Pendidikan Provinsi Sulteng Yudiawati Vidiana, Kepala Bappeda Provinsi Sulteng Christina Shandra Tobondo, Kadis Kesehatan Provinsi Sulteng I Komang Adi Sujendra dan Wakil Ketua TP-PKK Provinsi Sulteng Halima Amir.

Dalam sambutanya, Wakil Gubernur Ma’mun Amir menyampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Selanjutnya, Wakil Gubernur menerangkan bahwa anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis dimasa dewasanya. bahkan, stunting dan kekurangan gizi pada balita berkontribusi pada berkurangnya 2-3 persen produk domestik bruto setiap tahunnya.

Berita terkait