Melihat Potongan DNA
Studi ini dilakukan menggunakan teknik yang disebut randomisasi Mendelian, tim peneliti akan melihat 97 potongan DNA yang diyakini dapat menentukan kemungkinan akan kebiasaan tidur siang seseorang.
Setelah itu, mereka akan membandingkan ukuran kesehatan otak dan kognisi dari orang-orang yang secara genetik lebih ‘diprogram’ untuk tidur siang dengan mereka yang tidak memiliki variasi genetik.
Para peneliti memanfaatkan data dari 378.932 orang dari studi Biobank Inggris. Hasilnya, mereka menemukan bahwa secara keseluruhan, orang yang ditentukan sejak lahir memiliki kebiasaan tidur siang akan berdampak pada volume total otak yang lebih besar.
Tim peneliti memperkirakan perbedaan rata-rata dalam volume otak antara orang yang memiliki kebiasaan tidur siang dengan mereka yang tidak adalah setara dengan penuaan selama 2,6 hingga 6,5 tahun.
Sayangnya, studi ini tidak menemukan perbedaan antara kebiasaan tidur siang dalam tiga ukuran lain dari kesehatan otak dan fungsi kognitif, seperti volume hipokampus, waktu reaksi, dan pemrosesan visual.
“Ini adalah studi pertama yang berusaha mengungkapkan hubungan sebab-akibat antara tidur siang pada siang hari yang menjadi kebiasaan dan hasil kognitif serta struktural otak,” jelas penulis utama dan kandidat doktor Valentina Paz dari University of the Republic dan MRC Unit for Lifelong Health & Ageing di UCL.