“Saya berharap penelitian seperti ini yang menunjukkan manfaat kesehatan dari tidur siang singkat dapat membantu mengurangi stigma yang masih ada seputar tidur siang pada siang hari,” ujarnya.
Pada penelitian ini, tim peneliti juga menganalisis hasil kesehatan dan kognisi bagi orang-orang dengan variasi genetik yang mempengaruhi kemungkinan kita untuk tidur siang.
Selain itu, mereka juga menganalisis beberapa kelompok yang berbeda dari variasi genetik yang disesuaikan untuk menghindari bias potensial, misalnya menghindari variasi yang terkait dengan kantuk berlebihan pada siang hari.
Para peneliti juga memberi catatan bahwa semua partisipan yang dilibatkan adalah keturunan Eropa putih. Hal ini menyebabkan kemungkinan temuan ini tidak secara langsung dapat digeneralisasikan ke etnisitas lain.
Meskipun para peneliti tidak memiliki informasi tentang durasi tidur siang, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidur siang selama 30 menit atau kurang memberikan manfaat kognitif jangka pendek yang terbaik, dan tidur siang pada siang hari lebih sedikit kemungkinannya mengganggu tidur malam. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik