Morowali,- Kasus gizi buruk (stunting) anak di Kecamatan Bahodopi telah menyentuh angka tinggi. Menurut catatan Pemerintah Kabupaten Morowali, di tahun 2023, Bahodopi menempati urutan teratas untuk kasus stunting anak, yaitu 239 orang.
Menanggapi kondisi tersebut, tim Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) bersama dengan Klinik Utama Permata Indah (KUPI) PT IMIP dan Pemerintah Desa Padabaho menggelar “Edukasi Pola Asuh Orangtua dalam Penanganan Stunting Anak” di Pos Kesehatan Desa Padabaho, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/12/2023).
Pemberian gizi tambahan dari PT IMIP berupa telur, susu, dan suplemen untuk pencegahan Stunting
CSR/Comdev PT IMIP, Kevin Gazali menjelaskan, pihaknya telah memantau kasus stunting anak sejak beberapa bulan terakhir. Dia menyebut, dari 99 kasus stunting anak yang jadi temuan mereka itu, 19 diantaranya terdapat di Desa Padabaho.
Olehnya itu, kegiatan edukasi digagas menindaklanjuti isu stunting atau gizi buruk di Desa Padabaho. Dalam kegiatan ini, juga dilakukan pemberian gizi tambahan dari PT IMIP. Asupan gizi tambahan ini antara lain berupa telur, susu, dan suplemen yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik 19 anak yang mengalami stunting.
“Pemberian gizi tambahan bagi anak-anak stunting ini diadakan sebulan sekali hingga Februari 2024 nanti. Kami juga berusaha ada penurunan angka stunting di tiap daerah, dua di antaranya Desa Padabaho dan Bahomakmur,” kata Kevin dalam acara tersebut.
Kevin juga mengungkapkan, setelah edukasi ini, tim CSR PT IMIP akan terus memantau perkembangan anak-anak yang terdeteksi mengalami stunting.
Selain Bahodopi, kasus stunting juga ditemukan di Kecamatan Bungku Timur (76 anak), Bungku Tengah (60), Menui Kepulauan (52), Bungku Selatan (34), Bungku Pesisir (30), Witaponda (28), Bungku Barat (27), dan Bumi Raya (18) (sumber : stunting.morowalikab.go.id).
Pahami dan Cegah Sejak Dini
Dokter Dwi Indriyani dari Klinik Utama Permata Indah PT IMIP menjelaskan bahwa standar gizi sehat bagi setiap anak diukur dengan membandingkan antara usia dengan tinggi dan berat badan. Sayangnya, menurut dokter Dwi, saat ini sekitar 8 juta anak Indonesia mengalami tumbuh kembang fisik yang tidak ideal.
“Bahkan satu dari tiga anak Indonesia tergolong stunting atau gizi buruk,” ungkap dokter Dwi dalam paparannya.
Dia menjelaskan, beberapa penyebab awal anak berpotensi terkena stunting ialah kurangnya pengetahuan orangtua, minimnya akses layanan kesehatan bagi warga, juga rendahnya kualitas sanitasi dan air bersih.
Maka, diperlukan kesadaran sejak dini dari kaum perempuan dan ibu untuk memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan tempat tinggal. Sebab, bila diketahui seorang anak di usia emasnya (sejak janin hingga umur 2 tahun) mengalami gizi buruk, di kemudian hari akan mengalami gangguan perkembangan otak, kecerdasan, dan penyakit lainnya.
Menyambung hal itu, ahli gizi dari klinik PT IMIP, Oriyana Sari, menekankan pentingnya konsumsi makanan dengan kandungan gizi seimbang, mencakup sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, dan buah-buahan.
Kepala Desa Padabaho Ikhsan Rusli menyambut baik kegiatan edukasi yang diinisiasi oleh PT. IMIP. Ikhsan pun mengapresiasi kesadaran ibu warga Desa Padabaho yang menghadiri kegiatan sosialisasi tersebut.
“Acara ini sangat penting bagi pengembangan peran ibu-ibu dan perempuan untuk mengetahui pola asuh anak demi melanjutkan masa depan generasi kita,” ucap Ikhsan. *