Perdana menteri Inggris Rishi Sunak dilaporkan menggelar sidang keamanan darurat sebelum turut serta bersama AS untuk menggepur Houthi di Yaman. Kendari demikian, sejumlah anggota parlemen Inggris dan PM Skotlandia memprotes serangan tersebut.
PM Skotlandia Humza Yousaf, yang mertuanya melarikan diri dari Gaza pada awal November, memperingatkan Inggris “tidak memiliki catatan baik dalam intervensi militer di Timur Tengah”.
“Oleh karena itu, Westminster harus dipanggil kembali, para anggota parlemen diberi pengarahan dan diizinkan untuk berdebat dan meneliti setiap keputusan untuk melakukan tindakan militer yang diusulkan pemerintah Inggris,” katanya di X (sebelumnya Twitter).
Serangan itu terjadi setelah Komando Pusat AS pada Kamis pagi mengatakan bahwa kelompok Houthi yang didukung Iran telah menembakkan rudal balistik anti-kapal dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden.
Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan, dan sebuah kapal komersial melaporkan melihat rudal menghantam perairan, kata pernyataan itu. Serangan tersebut menandai serangan ke-27 yang dilakukan kelompok tersebut di pelayaran internasional sejak 19 November, kata Komando Pusat.
Kelompok Syiah Houthi, yang berasal dari provinsi Saada di barat laut Yaman, naik ke tampuk kekuasaan ketika protes Arab Spring melanda wilayah tersebut pada 2011.