Dalam forum itu, Menteri juga membeberkan data bahwa Indonesia menerima remitansi Rp253,3 triliun dari para pekerja migran dalam setahun, menjadikannya penyumbang devisa terbesar kedua setelah migas. Ia juga menyebutkan bahwa saat ini ada 1,7 juta job order dari luar negeri setiap minggu, namun baru bisa dipenuhi sekitar 297 ribu tahun lalu. “Masih ada peluang 1,4 juta pekerjaan yang bisa diisi,” tambahnya.
Sebagai wujud apresiasi, acara ini juga dirangkaikan dengan pemberian penghargaan kepada sejumlah tokoh dan institusi yang dinilai berperan dalam pencegahan TPPO. Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dan Kapolda Sulteng menjadi dua di antara penerima penghargaan tersebut.
Menteri PPMI menargetkan 5.000 tenaga kerja dari Sulawesi Tengah diberangkatkan secara resmi tahun ini, yang akan terus ditingkatkan menjadi 10.000 dan lebih ke depan. Ia menegaskan, keberhasilan ini hanya bisa tercapai dengan kolaborasi seluruh elemen daerah.
“Kalau kementerian ini gagal, yang malu bukan cuma saya. Gubernurnya, Kapoldanya, semua ikut malu. Jadi mari kita serius. Ini bukan hanya soal kerja, ini soal harga diri bangsa,” tutupnya dengan penuh semangat.
Acara berlangsung meriah dan penuh antusias, menjadi titik awal penguatan sistem perlindungan pekerja migran berbasis daerah di Sulawesi Tengah. **