Catatan Pinggir : Cak Ando Wibisono
MENTERI PURBAYA Sehari lalu menyebut sebelum bertolak ke Malaysia, KTT ASEAN, Presiden Prabowo Subianto masih enggan mengembalikan TKD (transfer ke daerah). Presiden belum menangkap sinyal atau gejala daerah menggunakan keuangan langsung bermanfaat bagi masyarakat.
Tahun 2026, TKD akan diturunkan. Termasuk Provinsi Sulawesi Tengah mengalami dampak signifikan. Menurun Rp1,3 triliun. Bagaimana dengan Kota Palu, TKD turun? Atau naik?
HUT Kota Palu 27 September 2025 dirayakan dengan hidmat dan meriah. Gubernur Anwar Hafid dan sejumlah tokoh hadir. Seperti tokoh politik nasional, Muhidin M Said. Mantan gubernur dan juga anggota DPR RI Longki Djanggola dan mantan gubernur Rusdi Mastura. Bahkan tokoh politik milenial dan tokoh perempuan.
Kabarnya, HUT Kota Palu akan dimeriahkan dengan ‘Joget Tiga Miliar’ menyewa artis satu miliar dan kebutuhan acara mencapai dua miliaran rupiah. Total Rp3 miliar. Semua tetiba tak percaya. Tak mungkin Wali Kota Hadianto Rasyid yang begitu komitmen membangun Palu akan ‘membakar tiga miliar uang dalam semalam’
Bahkan suara – suara ‘protes’ datang dari sekitaran Vatulemo in the geng. ‘’Artis satu miliar mahal itu Cak,’’ tanya pendukung Hadianto Rasyid, Wali Kota ke saya ketika joging pagi ini Selasa (28/10/2025).
Kami pun akhirnya ‘tawaf Vatulemo’ sambil mendiskusikan ‘Joget Tiga Miliar’ – rangkaian HUT Kota Palu, di atmosfer pemerintah pusat mendesak daerah membelanjakan fiskal ke masyarakat agar ekonomi kembali tak ‘mengering’
Purbaya mengancam akan memotong TKD kabupaten, kota dan provinsi bila masih sibuk memprogramkan kegiatan tak ada asas manfaat bagi masyarakatnya. Rakyat sebagai penerima manfaat semestinya akan menggunakan fiskal pemerintah daerah untuk berdaya.
Tapi kan kalau ada ‘Joget Tiga Milar’ hidup UMKM. Banyak penjual, misalnya penjual Dange, Lalampa, penjual Somay di acara itu, celetuk teman rombongan ‘tawaf joging’ lainnya. Kan malam itu mereka (UMKM) akan banyak diuntungkan.
Saya hanya diam dan sesekali menyeka keringat. Langit Palu pukul 07.00 Wita mulai ‘unyu – unyu’ terang membiru membiarkan matahari menghujani lapangan Vatulemo. ‘’Bagaimana kalau logikanya kita balik,’’ celetuk saya. ‘’Apa itu Cak,’’ sambar timses wali kota itu.
Tiga miliar rupiah, diberikan ke UMKM untuk menggiatkan ekonomi di Palu kira – kira berapa jumlah UMKM penerima manfaat. Dan manfaat itu, secara terminologi bukan sesuatu yang sesaat. Definisi Manfaat sesuatu itu berguna bagi saya. Memiliki faedah bagi saya. Misalnya.
Manfaat adalah saya beruntung atau saya laba dari suatu kegiatan atau tindakan. Manfaat adalah fakta dari sebuah peristiwa yang memiliki dampak positif dirasakan. Kalau UMKM laba atau untung karena joget semalam bukan manfaat itu secara konseptual. ‘’Kecuali yang dapat faedah ya yang bikin joget dengan artis,’’ celetuk teman lain disambut tawa lepas rombongan tawaf kami.
AMNESIA
Tawaf Joging juga membahas awal muasal ‘Joget Tiga Miliar’ masuk dalam kegiatan ABT APBD 2025 Kota Palu. ‘’Saya baca berita ada Kaka dewan miris dengan rencana acara itu. Bingung juga saya. Siapa yang bahas siapa yang tanya, siapa yang sahkan. Bagaimana itu Cak,’’ tanya kawan lain dengan nada menekan.
‘’Kurang minum kopi itu Kaka dewan. Jangan jangan terlalu banyak ke luar daerah waktu bahas anggaran. Saat pandangan fraksi pengesahan anggaran dimana rajal? Komitmen ke rakyat itu benar benar diwujudkan di APBD. Bukan seperti begini, diributkan sesuatu yang produknya sendiri. Makanya ajak minum kopi Kaka Dewan,’’ jawabku disambut tertawa rombongan tawaf joging. ***







