Reporter: Yohanes Clemens
Sebanyak 1.108 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), Selasa (3/09/19) menggikuti Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Tenda Biru Untad. KKN angkatan 87 Untad itu mengambil tema “KKN Pasigala Tanguh Bencana, sedangkan untuk sub temanya yakni, Tanguh Ekonomi, Tanguh Pertanian, dan Tanguh Sosial”.
Kegiatan pembekalan KKN akan dilaksanakan selama tiga hari, dengan menghadirkan pemateri dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu dan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta para dosen-dosen pembimbing lapangan.
Dari 1.108 mahasiswa yang akan turun KKN yakni, dari Fakultas Ekonomi 346, Fakultas Hukum 181, Fakultas Sosial Poltik 167, Fakultas Tehnik 154, Fakultas MIPA 111, Fakultas peternakan 64, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 37, Fakultas Peternakan 33, Fakultas Kehutanan 17, sedangkan untuk Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Mastarakat belum bisa menggikuti KKN.
“Semoga mahasiswa yang akan turun KKN ini dapat menjadi Duta-Duta di tempat KKN. Karena baik buruknya kampus Untad tergantung pada mahasiswanya,” ujar Ketua LPPM Untad, Dr M Rusydi H,M.Si.
Dr Rusydi melanjutkan, tema KKN Pasigala Tangguh dimaksudkan dalam rangka untuk menjawab keterkaitan dengan bencana alam yang menimpa Sulteng setahun silam.
“Dan KKN ini dapat membantu masyarakat dalam hal terkait dengan sisa-sisa suasana bencana terkait dengan pemberdayaan maupun dari sisi Psikologi,” terangnya.
Sedangkan, Rektor Untad Prof Dr Ir H Mahfudz MP dalam sambutan mengatakan, suasana yang terjadi di Sulteng 28 September lalu, tentu tidak menurunkan semangat, karena kita diberikan spirit untuk tetap berjuang. Suasana KKN kali ini sangat membanggakan dan menggairakan.
Olehnya itu, kata Prof Mahfudz, tentu sudah seharusnya mempersiapkan diri, dan saya yakin sudah siap bekal lahir dan batin. “Dan yang paling penting adalah semangat untuk mengabdi, jangan menyusahkan masyarakat. Karena kita datang untuk menggabdi dan kita belajar untuk mengetahui kehidupan masyarakat,” jelas Prof Mahfudz.
Sedangkan, lokasi KKN adalah lokasi Pasigala, dimana lokasi terjadinya gempa bumi. Maka saya berharap agar lebih mengarahkan anak-anak yang turun ke lapangan bisa menggatasi problem masyarakat, bukan membuat trauma masyarakat. “Ini semua, agar masyarakat tidak terlalu lama merasakan trauma itu,” imbaunya. ***