Morowali,- Semakin meluasnya penyebaran wabah COVID-19, membuat sejumlah masyarakat Kabupaten Morowali menjadi resah dan meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk segera melakukan karantina wilayah.
Hal itu tentunya sangat beralasan karena banyak laporan warga yang menyatakan bahwa orang yang baru datang dan masuk ke Morowali dari daerah positif, termasuk yang ber-KTP Morowali enggan mengikuti anjuran pemerintah untuk mengisolasi diri secara mandiri selam 14 hari.
Perbedaan pendapat pun mulai muncul mengenai pertimbangan jika dilakukan karantina wilayah, salah satunya adalah masalah ketersediaan pangan.
Terkait masalah itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Morowali, Andi Irman yang dihubungi media ini via pesan elektronik Whats App (WA), pada Rabu (8/4/2020) mengatakan, bahwa stock persediaan beras di Morowali sebagai bahan pangan pokok utama, sampai dengan kebutuhan Maret 2020 masih sangat tersedia.
“Beras adalah bahan pangan pokok utama kita, dan dari kami Dinas Pertanian menyatakan bahwa sampai dengan bulan Maret 2020, persediaan kita masih sangat cukup” ungkapnya.
Produksi beras Morowali untuk tahun 2019 kata Andi Irman, yakni 30.558,013 ton. “Kebutuhan konsumsi masyarakat Morowali adalah 13.282 ton dari jumlah penduduk 121.296 jiwa, sehingga ketersediaan sampai pada bulan Desember kita masih surplus 17.276,01 ton” paparnya.
Dikatakannya, kebutuhan untuk bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2020, dengan jumlah penduduk 147.301 jiwa adalah 3.978 ton. “sehingga sampai akhir bulan Maret 2020, kita masih surplus 13.298,01 ton, apalagi di tingkat petani saat ini mulai memasuki musim panen lagi untuk musim Tanam Pertama (MT I)” kata Andi Irman.
Ia juga menegaskan bahwa salah satu tugas utama Dinas Pertanian dalam kondisi seperti saat ini adalah bagaimana tetap tersedia kebutuhan pangan nabati dan pangan hewani, tandasnya. ***
Reporter: Bambang Sumantri