Banggai Laut,- Ma’mun Amir Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama tim koalisi Kabupaten Banggai Laut, bersafari politik dan bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Bungin. Masyarakat sampaikan harapannya membangunan pemecah gelombang.
Desa Bungin terletak di pulau salue Besar yang berada di perairan Luas dengan penduduk desa ini kurang lebih 2000 Kepala Keluarga (KK). Adapun mata pencaharian penduduk desa adalah sebagai nelayan, petani, pedagang dan PNS.
“Persoalan kami sebagai masyarakat yang tinggal di pesisir atau dekat dengan laut adalah ancaman gelombang tinggi dan abrasi yang khawatir membahayakan masyarakat,” ujar Matan.
Matan menambahkan harapannya mewakili masyarakat pemerintah provinsi ketika dipimpin Rusdy-Ma’mun nantinya bisa membangun tanggul pemecah ombak sehingga dapat meminimalisir abrasi dan menahan banjir rob.
“Persoalan tanggul pemecah gelombang memang menjadi permasalahan yang banyak dihadapi masyarakat yang ada di kepulauan, saya keliling di Bangkurung, Bokan Kepulauan, dan Labobo semua keluhkan hal yang sama,” tandas Ma’mun Amir.
Menurutnya segala bentuk pembangunan harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, jangan sampai nantinya menjadi sesuatu yang mubazir dan tidak bermanfaat.
Desa ini terdapat banyak objek wisata alam seperti pantai Putat pauno, air jatuh, pasir panjang, spot-spot diving atau hanya sekadar snorkeling.Hasil alam yang paling banyak ditemukan di Desa ini adalah hasil laut seperti gurita, rumput laut, cengkih kelapa, dan pala.
“Saya datang kesini lihat sangat cocok untuk pariwisata disini, jadi kalo tadi bapak ada yang ingin dibangunkan tanggul pemecah ombak saran saya kenapa tidak kita galakan penanaman mangrove,” ungkap Ma’mun Amir.
Ma’mun Amir juga menambahkan, dengan menanam pohon mangrove lebih dapat meningkatkan potensi-potensi wisata didaerah tersebut. Sehingga dapat menambah nilai keindahan. Jika dilihat memang daerah kepulauan di Banggai Laut masih minim tanaman pohon mangrove.
“Di Bangkurung kemarin ada masyarakat yang sampaikan kalau ombak bisa mencapai 1 KM ke bibir pantai, tapi menurut hemat saya nantinya lebih baik kita usahakan tanam mangrove dulu kalau daerah itu memiliki potensi wisata,” kata Ma’mun Amir.
Menurutnya, pembangunan tanggul pemecah ombak ini juga harus dipikirkan strateginya, baiknya dipinggir pantai itu setelah dibangun pemecah ombak ada jalan desa dipesisir pantai, baru permukiman warga. Jadi sudah ada batas aman permukiman warga, tidak semakin lama malah mendekati bibir pantai.***