Palu,- Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 telah dilaksanakan 09 Desember 2020. Momentum lima tahunan ini diselenggarakan untuk memilih pemimpin baru daerah baik memilih Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup), Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) termasuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub).
Kontestasi demokrasi elektoral senantiasa memunculkan harapan lahirnya sosok pemimpin yang mampu menyelesaikan persoalan di masyarakat dan membawa perubahan daerah yang lebih baik. Karena itu, masyarakat menaruh harapan besar dari pemimpin yang terpilih agar bisa memberikan solusi dari kompleksnya persoalan dihadapi warga.
Kota Palu adalah satu diantara daerah ikut menggelar Pilkada. Berdasarkan perolehan suara terbanyak, pasangan urut 02 Hadianto Rasyid-dr Reny Lamadjido unggul dari tiga pasangan lainnya.
Keterpilihan pasangan kolaborasi Pengusaha dan Birokrasi ini disambut bersama harapan baru masyarakat kalangan bawah untuk bertindak solutif atas persoalan yang mereka hadapi. Secercah harapan baru kepada Walikota dan Wakil Walikota terpilih diantaranya datang dari kalangan ibu-ibu penjual pisang dan kacang di sempadan Jalan S. Parman, Kota Palu.
Seperti diungkap Pina (40), terkait persoalan yang kerap dialami para pedagang pisang di area lampu merah jalan S. Parman, Kota Palu itu. Ibu empat anak ini mengeluh, karena sudah berapa kali dipindahkan tempat penjualan oleh Satpol PP ke area Hutan Kota.
Padahal, jika berjualan ditempat mereka saat ini, perharinya bisa merup pendapatan Rp200 sampai Rp300 ribu karena berada di sentral keramaian. Sementara, ketika menjual di Hutan Kota justru merugikan. Pasalnya perhari hanya bisa memperoleh pendapatan Rp20 ribuan, sehingga banyak pisang tidak bisa lagi dijual.
Hal senada pun diungkap Harida (55) yang berharap agar pemimpin baru Kota Palu memberikan solusi terbaik sekaitan lokasi penjualan yang bisa tetap memberikan penghasilan cukup untuk kebutuhan keluarga. Sebab, tempat penjualan saat ini selain merupakan area keramaian, tepi jalan S. Parman itu juga sejak lama diketahui para pelanggannya.
“Kalau bisa disini saja. Karena masyarakak dari dulunya tau penjual pisang disini. Harapan kedepan kita tetap jualan disini. Tempat pencariannya kita hanya penjual pisang ini, bahkan yang tau kita berjualan disini sudah banyak. Sekitar tiga kali dipindahkan, sementara kalau jualan di hutan kota satu hari hanya laku dua sisir. Jadi banyak yang bonyok pisang karena tidak laku,” ungkap Harida, Kamis (17/12/2020).
Dari secercah keluhan warga pedagang pisang dan kacang ini adalah sekaligus menguji kepemimpinan Hadi-Reny selaku kandidat terpilih Pilkada 2020 bagaimana gagasan strategi kebijakan yang solutif atas persoalan dihadapi masyarakat, khusunya pedagang pisang tersebut.***
Reporter: Supardi