Kalau Pak Nur merasa tersentuh fisiknya, itu benar, saya pegang pundaknya sebagaimana foto-foto yang beredar di medsos. Saya sendiri tidak tahu siapa yang ambil gambar itu karena orang yang ada di Lorong depan ruang Pak Rektor sangat banyak menjelang naik bus menuju tempat wisuda.
Tapi kalau saat saya pegang Pundak sambil berdialog, dan itu terasa sakit, dan dianggap sebagai tindakan kekerasa fisik, berarti otot beliau masih sangat sensitif. Ibarat bayi, otot-otonya masih muda sekali. Kalau itu dimasukkan sebagai kekerasan fisik, sudah itu yang benar. Jangan saya bantah, nanti konferensi pers lagi.
Di Lorong itu banyak orang, dan tidak satupun beranjak mendekat, apalagi melerai. Trus kenapa yah, Pak Nur Sangadji tidak berteriak minta tolong kalau merasa disakiti melalui kekerasan fisik? Kenapa nanti saat konferensi pers baru memperlihatkan “drama kolosal”? Tapi sudahlah, itulah yang saya tahu tentang beliau. Tidak pernah salah.
Halaman Berikutnya…..