Sulteng Darurat Stunting, Bagaimana Masa Depan Anak?

  • Whatsapp

Tidak hanya itu BKKBN Sulteng juga menggandeng Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu untuk menekan kasus kekerdilan (stunting) di Sulteng. Prof. Segaf selaku Rektor mengatakan UIN Datokarama sesuai dengan tugas dan fungsinya, akan berperan memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam hal edukasi peningkatan pemahaman masyarakat/rumah tangga tentang hidup sehat dari pendekatan agama. Lewat kerja sama itu, kata dia, UIN Datokarama juga akan berperan dalam mengedukasi generasi muda/remaja untuk menunda pernikahan di usia anak (nikah dini). (antaranews.com, 15/3/22)
Permasalahan stunting adalah masalah sistemik dan kompleks sangat berkaitan dengan kemiskinan, hal inilah yang harus di cari solusinya, bukan justru memberi solusi yang bersifat sementara atau justru memaksa rakyat untuk mandiri menyelesaikan masalah stunting. Indonesia yang termasuk negara berkembang, tingkat kemiskinannya tergolong tinggi. Pendapatan masyarakat masih tergolong rendah. Apalagi di masa pandemi, pemutusan kerja setiap saat terjadi. Perekonomian menjadi amburadul. Masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Alhasil, mereka hanya dapat memenuhi gizi keluarga dengan seadanya, yang penting bisa makan. Perwujudan kesehatan anak yang bebas stunting dan berkualitas tidak akan pernah terwujud dalam kapitalisme, meskipun berbagai lembaga bekerja sama dan mencari terobosan. Inilah buah penerapan sistem kapitalis sekuler, sulitnya kehidupan ekonomi akhirnya memaksa wanita untuk keluar rumah hingga keluar dari fitrahnya sebagai ibu, pengelola rumah tangga dan sekolah pertama dan utama. Di tambah lagi negara yang hanya berperan sebagai regulator dan fasilitator. Bagaimana mungkin negara ini bisa maju, jika generasinya mengalami kekurangan gizi.

Islam Menjamin Masa Depan Anak
Bagi Islam, anak bukan sekadar aset masa depan, tetapi mereka adalah bagian dari masyarakat yang wajib dipenuhi kebutuhannya. Dengan pemahaman itu, negara akan berusaha sekuat tenaga melakukannya. Mulai dari penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai (gratis), pemenuhan gizi yang tercukupi (kaya atau miskin), hingga pemberian pendidikan yang merata (kota ataupun desa).

Berita terkait