Duta Damai Dunia Maya: Potret Sekularisme Pada Pemuda

  • Whatsapp
Foto: Eka Rezky W Rahmadani S.Pd

Sejatinya, baik radikalisme dan moderasi agama adalah proyek ciptaan Barat untuk menghalau kebangkitan pemikiran Islam. Radikalisme diaruskan dengan dalilh peristiwa 9/11 tahun 2001 silam. Tujuannya, untuk membuat umat fobia dengan agamanya sendiri.

Sementara, moderasi agama diprogramkan untuk menangkal radikalisme. Islam moderat menjadi role model bagi muslim pilihan Barat untuk menangkal gerakan yang mereka anggap radikal. Moderat yang berarti menerima nilai-nilai dan pemikiran produk Barat sembari muslim boleh beribadah dalam ranah individu saja. Jangan berpolitik apalagi mendirikan negara.

Benang merah keduanya adalah sama-sama ingin menghambat lahirnya generasi Islam yang berkualitas, cerdas, dan kritis. Kondisi ini jelas memprihatinkan dan harus diwaspadai. Kondisi ini sangat berbeda dengan para pemuda muslim di era kejayaan Islam.

Mereka muncul sebagai sosok penakluk yang disegani Barat. Lihatlah sosok Muhammad Al-Fatih, Sang Penakluk kota Konstantinopel, kota yang paling tak tertembus di dunia kala itu. Peristiwa tersebut bersejarah dalam perkembangan Islam.

Maka agenda moderasi Islam melalui Duta Damai Dunia Maya ini harus diwaspadai. Karena merupakan agenda yang akan melemahkan kaum muda muslim dan menghalangi kebangkitan Islam.

Berita terkait