Longsor di Empang Bogor: Awal Mula, Data Korban hingga Dampaknya

  • Whatsapp
Longsor di Empang, Bogor (Foto: Muchamad Sholihin/detikcom)
banner 728x90

Dampak Longsor: Rel Kereta Menggantung
Tebing setinggi 20 meter di Kelurahan Empang, Kota Bogor longsor. Insiden itu menimpa lima rumah warga dengan 13 orang di dalamnya. Longsor juga mengakibatkan rel kereta api Bogor-Sukabumi di KM 26+/7 menggantung.

“Ini ada rel kereta api yang menggantung akibat longsor. Ini sudah kita komunikasikan dengan bagian Dalops kereta api untuk tidak digunakan sebagai jalur aktivitas kereta mulai hari ini,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso, Rabu (15/3/2023) dini hari.

Lokasi rel kereta yang menggantung berada di KM 26+/7 antara Stasiun Paledang dan Stasiun Batutulis, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Di bawah tebing rel yang longsor terlihat rumah-rumah warga yang tertimbun material longsor berupa tanah dan batu.

Kereta Bogor-Sukabumi Dibatalkan
Longsor di Empang, Bogor mengakibatkan rel kereta api Bogor-Sukabumi menggantung. Hal ini membuat KA Pangrango lintas Bogor-Sukabumi dibatalkan.

“PT KAI Daop 1 Jakarta mengucapkan permohonan maaf atas gangguan operasional perjalanan KA Pangrango lintas Bogor – Sukabumi dampak longsor yang terjadi di area jalur rel KM 2+6/7 antara Stasiun Paledang dan Batu Tulis,” kata Kahumas KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa dalam keterangan yang diterima detikcom, Rabu (15/3/2023).

Para penumpang dapat memproses pembatalan tiket dengan penggantian biaya 100 persen. Pembatalan tiket dapat dilakukan hingga tujuh hari ke depan.

“Untuk hari ini Rabu (15/3) seluruh perjalanan KA Pangrango lintas Bogor – Sukabumi (PP) dibatalkan. Calon pengguna yang sudah membeli tiket dapat melakukan proses pembatalan dengan penggantian biaya tiket 100 persen di Stasiun Bogor/Paledang dan Sukabumi dan stasiun lainnya,” ucap Eva.

“Proses pembatalan dapat dilakukan hingga 7 hari ke depan dan calon pengguna yang terdampak pembatalan perjalanan KA Pangrango untuk sementara waktu dapat beralih ke moda transportasi lain,” tambahnya. ***

Editor/Sumber: Riky/Detik.com

Berita terkait