Jakarta,- Politikus Partai PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus tidak setuju jika Pemilu 2024 disebut sebagai pemilunya calon Wakil Presiden (Cawapres). Menurutnya Cawapres tidak mendulang suara signifikan dan bukan faktor penentu kemenangan.
“Apakah ini gamenya para cawapres? Saya kira no. Karena menurut saya begini ya. Karena saya melihat hampir dalam semua Pemilu kita ini, Pemilu yang pemilihan langsung, tidak signifikan yang namanya calon Wakil Presiden. Terlebih lagi dua kali di zamannya Pak Jokowi, tidak itu determinannya. Apakah ada memberikan efek? Iya, but not determinant factor,” kata Deddy dalam acara Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik disiarkan melalui YouTube, dilihat Kamis (30/3/2023).
Dia juga mengatakan masih banyak faktor lain yang menjadi kunci dibandingkan cawapres. Dia mencontohkan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggandeng Kiai Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya yang saat itu dinilai tidak masuk akal.
“Masih banyak faktor-faktor lain yang jauh lebih mengunci daripada itu. Ambil saja contoh, kok dalam situasi sulit tiba-tiba dukung Kiai Ma’ruf Amin yang secara logika pasar pada waktu itu ini bertentangan. Coba waktu itu antara pendukung Pak Jokowi dengan Kiai Ma’ruf, dengan Prabowo pada waktu itu, ini kan aneh pada waktu itu, lebih make sense yang lain gitu,” ujarnya.
“Tapi ternyata tidak terjadi, karena apa? Karena tidak terlalu signifikan pengaruh calon wakil presiden itu, karena pada akhirnya orang akan melihat perpanjangan apakah dia akan memberikan resonansi tapi belum tentu efek kalau menurut saya,” lanjutnya.
Deddy menilai jika sosok Jokowi disukai masyarakat, maka sosok cawapres tidak memberikan efek. Dia menyebut berdasarkan hasil survei, wapres hampir sama sekali tidak memberikan efek.
“Tidak memilih pak JK (Jusuf Kalla) pun pada saat itu, Pak Jokowi, orang yang di Timur suka Pak Jokowi akan memilih Pak Jokowi. Dan ini sejalan dengan survei-survei kita pada saat pilkada, hampir sama sekali, tidak memberikan efek yang namanya wakil itu,” imbuhnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari menyampaikan ada hal yang menarik dalam Pilpres kali ini. Dia menyebut hal yang menarik yakni soal sosok cawapres.
“Survei sekarang ini menunjukan sesuatu yang sangat menarik, apa? Dinamika cawapres. Coba kapan di Indonesia itu cawapres sebegitu menarik pada hari ini. Belum pernah semenarik ini,” kata Qodari dalam acara Adu Perspektif detikcom bersama Total Politik disiarkan melalui YouTube, Rabu (29/3/2023).
Qodari menuturkan dalam pilpres kali ini orang-orang tidak menanti saiapa capres, melainkan siapa cawapres. Menurutnya, cawapres dalam pilpres kali ini akan menjadi penentu putaran Pemilu 2024.
“Orang tuh nggak nungguin capres tetapi karena capresnya elektabilitasnya sudah kelihatan kurang lebih sama rata, maka kemudian kata kuncinya itu ada di calon wakil presidennya. Jadi wakil presiden saat ini menurut saya akan menjadi satu tokoh penentu untuk putaran pertama mupun putaran kedua,” ujarnya.
“Kalau calon nya tiga nama yang sekarang beredar, saya yakin Pilpres kita ini akan extra time perpanjangan waktu bahkan pinalti sampai dengan juni 2024,” lanjutnya.
Lebih lanjut Qodari menyebut Pemilu 2024 mendatang merupakan pemilu para cawapres.
“Pemilu 2024 saya katakan adalah pemilunya para cawapres, saya ulangi, pemilunya para cawapres bukan lagi pemilu capres,”imbuhnya. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com