Kini, dua bulan setelah kejadian tersebut, teror menimpa tim ASEAN yang hendak menyalurkan bantuan ke negara bagian yang berada di Myanmar timur tersebut.
Insiden ini memang tak merenggut korban jiwa, tapi sulit tak dianggap sebagai teror atau paling tidak gangguan terhadap inisiatif-inisiatif ASEAN.
Entah siapa yang bertanggung jawab, namun menurut The Irrawaddy, pihak-pihak yang memerangi junta membantah tudingan telah menyerang konvoi ASEAN.
Itu termasuk Organisasi Pembebasan Nasional Pa-O (PNLO) yang merupakan kelompok etnis bersenjata di Shan. Namun, PNLO dituding sebagai pelaku serangan itu oleh kelompok Shan dukungan junta, Organisasi Nasional Pa-O (PNO).
PNLO tentu saja menampik tuduhan itu dengan menyatakan mustahil menyerang kawan seiring karena sejumlah pejabat PNLO turut serta dalam konvoi ASEAN itu.
Mereka balik menuding junta justru pihak yang melakukan serangan, dan ini diamini kelompok oposisi utama Myanmar, Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG).
NUG adalah pemerintahan Myanmar di pengasingan yang dibentuk oleh para legislator pemenang Pemilu 2020 dan juga anggota parlemen yang dibubarkan junta setelah kudeta 2021.