10 Update Perang Gaza Vs Israel, Korban Tewas 4.700 Jiwa

  • Whatsapp
ROKET terlihat terbang menuju Israel dari Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023). Hamas mengatakan telah menembakan 5.000 roket ke Israel. FOTO: AP PHOTO VIA SKY NEWS
  1. Putin Tunjuk Israel

Pemerintah Rusia merespon serangan udara di Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Gaza. Peristiwa mematikan itu telah membuat 500 orang tewas, termasuk anak-anak.

Al Jazeera dan Pemerintah Palestina menyebut militer Israel bertanggung jawab. Sementara Tel Aviv yang sempat memosting serangan lalu menghapusnya di media sosial, menuding kelompok Jihad Islam (JI) sebagai pelaku.

Hal ini kemudian menimbulkan komentar dari sejumlah negara. Pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin salah satunya, yang menyebut serangan itu mengerikan.

Rusia mengatakan Israel harus membuktikan bahwa mereka tidak terlibat. Israel, tegas Moskow, harus memberikan citra satelit untuk membuktikan bahwa mereka tak melakukan serangan rumah sakit di Gaza.

“Serangan itu sebagai kejahatan dan tindakan dehumanisasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dikutip IRA, Rabu.

  1. Raja Salman Respon Serangan ke RS Gaza

Arab Saudi buka suara terkait serangan rudal ke Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahli di Gaza, Selasa. Pemerintah Raja Salman bin Abdulaziz mengutuk keras hal itu dan menyebutnya “kejahatan keji yang dilakukan pasukan pendudukan Israel”.

Kerajaan Arab Saudi, sebagaimana dimuat Saudi Gazzette, dengan tegas menolak serangan brutal ini, dan menganggapnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan konvensi internasional.

“Termasuk hukum humaniter internasional,” tegas kerajaan dikutip Rabu.

Kerajaan Arab Saudi juga menyatakan kemarahannya atas penolakan Israel menghentikan serangan. Padahal, ada banyak permintaan internasional.

“Perkembangan yang mengkhawatirkan ini mengharuskan komunitas internasional untuk meninggalkan standar ganda dan selektivitas dalam penerapan hukum humaniter internasional ketika menyangkut praktik kriminal Israel,” demikian bunyi pernyataan kerajaan lagi.

Berita terkait