Jakarta,- H&M dan Starbucks kini merasakan dampak dari gerakan boikot produk pro Israel. Seperti diketahui aksi boikot ini memberi dampak negatif kepada perusahaan-perusahaan yang dinilai mendukung aksi serangan Israel ke Palestina.
Diketahui, sejak konflik antara Israel dan Hamas meletus pada 7 Oktober 2023, banyak perusahaan asal Amerika menawarkan dukungan kepada Israel untuk melakukan serangan hingga menewaskan 18.000 warga Gaza.
Alasan ini sontak mendorong warga dunia untuk gencar melakukan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) melalui aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi atau mendukung Israel.
Perusahaan yang berdampak dari gerakan ini yakni Starbucks dan H&M.
Starbuck sendiri sebenarnya tidak memberikan dukungan finansial untuk Israel, namun perusahaan tersebut baru – baru ini menggugat serikat pekerjanya yang memberikan dukungan untuk Palestina.
Imbasnya sejumlah negara kompak melakukan aksi boikot pada Starbucks hingga perusahaan merugi 12 miliar dolar AS atau sekitar Rp 186 triliun (satuan kurs Rp 15.528).