Roy mengatakan, akibat dari boikot produk ini menimbulkan potensi penurunan konsumsi belanja masyarakat hingga empat persen.
“(Angkanya) belum signifikan. Kalau angka, kira-kira pendekatan yang secara umum sekitar 3 hingga 4 persen penurunan konsumsi belanja masyarakat untuk daerah-daerah tertentu, belum seluruh daerah,” ujarnya.
Maka dari itu, Roy meminta pemerintah hadir di tengah ramainya ajakan boikot ini. Ia mengatakan, pemerintah harus hadir dalam membaca atau melihat situasi dan kondisi.
“Perlu ada langkah-langkah yang relevan dan adaptif oleh pemerintah dalam membaca situasi dan kondisi,” kata Roy. ***