Biaya UKT Bebani Mahasiswa se Indonesia

  • Whatsapp
lustrasi. Momen mahasiswa berdemo soal UKT di Purwokerto beberapa waktu lalu. (ANTARAFOTO/Idhad Zakaria))

Akar masalah adalah aturan PTN-BH

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji berpendapat akar masalah dari persoalan UKT itu sebetulnya adalah evaluasi yang lebih dalam terkait aturan PTN-BH.

Menurut Ubaid, tak bisa dipungkiri bahwa ‘roh’ dari PTN-BH adalah privatisasi dan komersialisasi kampus. Hal itu, katanya, dilakukan agar kampus bisa memperoleh uang untuk biaya operasional. Dia pun membandingkan PTN-BH dengan tata kelola PTN di masa lampau.

“Dulu tuh kampus enggak boleh punya usaha, profit dan seterusnya karena dibiayai oleh negara, nah sekarang sistem itu mau diubah, mau didorong menjadi PTN-BH, nah ketika PTN-BH itu kampus diizinkan dan disahkan untuk berbisnis, bahkan wajib, karena kalau enggak berbisnis dia punya dana untuk biayai kampus,” tutur Ubaid saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/5).

Ubaid juga menyebut hingga saat belum ada fakta atau bukti yang menunjukkan aturan PTN-BH ini membuahkan hasil yang baik.

Padahal, kebijakan tersebut sudah berlangsung sejak terbitnya UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi lebih dari satu dasawarsa lalu.

Atas dasar ini, Ubaid berpendapat sebaiknya kebijakan PTN-BH dihapuskan. Sebab, lebih banyak dampak buruk yang justru dirasakan oleh mahasiswa.

“Enggak perlu ada PTN-BH, balik lagi seperti dulu perguruan tinggi negeri saja, karena PTN-BH ini sejak 2012 sekarang sudah 2024, sudah 10 tahun lebih ini sudah bisa keliatan apa dampaknya,” ujarnya.

“Dampak baiknya saya kok tidak melihat ada dampak baiknya, yang kelihatan, yang dirasakan mahasiswa justru dampak buruk dan penyempitan terhadap akses pendidikan,” imbuh Ubaid.

Apalagi, kata Ubaid, lewat kebijakan PTN-BH ini, kampus tak lagi berfokus pada tujuan untuk turut serta mencerdaskan kehidupan berbangsa. Pasalnya, yang menjadi fokus utama kampus adalah bagaimana mencari uang demi memenuhi seluruh kebutuhan operasional.

“Jadi yang dipikirkan adalah duit-duit-duit, ‘karena kita enggak punya duit-duit-duit, maka harus berbisnis dengan mahasiswa’, melalui skema UKT yang jelas untung,” ucap dia.

Berita terkait