Bungku,- Baru-baru ini melalui publikasi media, pihak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia merilis daftar Pemda yang berkinerja rendah. Salah satunya Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
Rilis disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang Kemendagri), Agus Fatoni yang merangkum daftar daerah dengan kategori kurang inovatif dan disclaimer Indeks Inovasi Daerah tahun 2020. Mengejutkan, dari 55 kabupaten, Morowali masuk sebagai salah satunya.
Ketua DPRD Morowali Kuswandi murka. Ia sontak membeberkan sejumlah hasil kinerja kepemimpinan Taslim-Najamudin (TAHAJUD). Inilah capaian Tahajud versi Kuswandi disampaikan dan diterima redaksi.
Tahun 2019 hingga tahun 2020, ada beberapa catatan-catatan capaian kegiatan tersebut diantaranya, Pemerintahan Tahajud mampu mengendalikan pengelolaan anggaran daerah dengan predikat WTP tiga tahun berturut-turut, berhasil mendongkrak realisasi pendapatan Asli Daerah tahun 2019 sebesar Rp1,165 triliun, sebelumnya 2018 Rp1,095 triliun. Capaian ini kata Kuswandi salah satu bentuk kreativitas dan inovasi pemerintahan dalam memaksimalkan tata kelola potensi sumber-sumber pendapatan daerah, jelasnya.
Pemerintahan Tahajud mampu mengendalikan belanja daerah secara efesien, tanpa melakukan pemangkasan pada belanja modal yang diperuntukan untuk merealisasikan program yang menyentuh kepentingan masyarakat, akan tetapi melalui efesiensi pada belanja bahan pakai habis dan jasa kantor, belanja makanan dan minuman, belanja perjalanan dinas, belanja jasa konsultasi, belanja operasional serta belanja barang dan jasa lainnya.
Di bidang pertanian sukses mendorong petani sawah untuk mengembangkan pertanian organik dengan peningkatan produksi hasil pertanian mencapai 8 ton/hektar serta dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk organik yang relatif mahal.
Sementara, dalam upaya program pencegahan Covid-19, Kuswandi menuturkan telah membentuk satgas Covid-19 dengan indikator kesuksesan kerja yaitu dapat menekan laju perkembangan dan peningkatan sebaran penderita covid-19 di Morowali (dari 1.137 dinyatakan positif Covid-19, 101 dinyatakan sembuh, dan 25 orang dinyatakan meninggal dunia).
“Bahkan kesuksesan pemerintahan Tahajud dalam penanganan Covid-19 mendapat apresiasi dari koran Sindo dan Sindonews.com dengan pemberian dua penghargaan sekaligus kepada Bupati Morowali sebagai Kepala Daerah inovatif untuk kategori Bidang Kesehatan dan Tata Kelola Pemerintahan” tuturnya.
Prestasi lainnya dapat menekan angka kemiskinan Kabupaten Morowali dari 14,34 persen pada tahun 2018 turun menjadi 13,75 persen pada tahun 2019.
Di bidang perikanan peningkatan Produksi Perikanan di Morowali tahun 2019 hingga mencapai 38.573,7 ton, meningkat dibanding 2018 yang hanya sebesar 34.126,6 ton.
Ia akui Pemerintahan Tahajud memang belum merealisasikan anggaran Rp200 juta/desa sampai pada tahun 2020, dikarenakan masih adanya penyesuaian dari aspek regulasi.
Program bantuan perumahan Rp50 juta/unit, ini telah berjalan dan setiap tahunnya terbangun 400unit. Artinya, setiap tahun ada 400 Kepala Keluarga yang miskin berpenghasilan rendah mendapatkan rumah layak huni sehingga pada akhirnya nanti akan ada 2.000 unit rumah bagi masyarakat yang terbangun sampai pada akhir periode jabatan, program ini jauh lebih dirasakan oleh masyarakat penerimaa manfaat jika dibandingkan dengan program bedah rumah sebelumnya yang anggarannya relatif kecil. ***
Jurnalis kailipost.com: Bambang sumantri