Enam Jam Rapat Mahfud Md Bersama DPR tapi Rp 349 T Belum Terang Juga

  • Whatsapp
Mahfud MD saat raker bareng Komisi III DPR yang membahas soal transaksi mencurigakan Rp 349 triliun. (Ari Saputra/detikcom)

Pemandangan Tak Sedap

Anggota Komisi III DPR F-Golkar Supriansa turut membandingkan beda data yang disampaikan Mahfud Md dengan Sri Mulyani terkait dugaan TPPU Rp 349 triliun. Supriansa menyinggung pemandangan tak sedap terkait beda data dari kedua menteri tersebut.

“Saya mau melihat begini, kalau niatnya memang baik kita mau buka tabir gelap ini, sebesar Rp 349 triliun. Yang semula disebutkan Rp 300 triliun. Namun pemandangan ada yang kurang sedap yang saya saksikan, Prof,” kata Supriansa.

Supriansa membandingkan data yang dipaparkan Mahfud ada dugaan TPPU sebesar Rp 35 triliun di lingkungan Kemenkeu. Sementara Sri Mulyani sebelumnya menyampaikan nilai itu hanya Rp 3,3 triliun data rapat dengan Komisi XI DPR.

“Pemandangan kurang sedap yang saya saksikan adalah ketika di awal pertemuan hari ini, dibuka video tadi, ada dua komentator di dalam, Pak Prof dengan Ibu Sri Mulyani,” ujarnya.

“Pak Prof menyatakan bahwa ada dugaan TPPU terjadi di lingkungan Kemenkeu sebesar Rp 35 triliun lebih. Sementara Ibu Mulyani mengatakan yang ada menurut datanya adalah Rp 3,3 triliun,” sambungnya.

Ketua Komisi III DPR Tak Mengerti

Ketua Komisi III DPR Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mengaku tidak mengerti tentang kehebohan soal Rp 349 triliun. Bambang Pacul pun menelaah tentang dinamika yang terjadi dalam rapat dengar pendapat umum.

“Terpiculah Komisi III ini korpsnya muncul, mari kita duduk bersama-sama, tantangan Pak Mahfud untuk kita, mereka bertiga datang, kita penuhi ruangan rapat, begitu nih, Pak, ini spirit korps muncul sehingga suasana intinya jadi hilang, tanyakan dulu kronologinya, gimana situasi terjadi, bayangkan itu pak didesain oleh staf ahli, wah ribut ini,” ucap Bambang.

“Pak Mahfud juga terprovokasi, Pak Mahfud, wah ini perang ini, perang, terprovokasi,” imbuh Bambang.

Menurut Bambang, dinamika itu hanyalah bunga-bunga dalam rapat. Namun Bambang mengaku awalnya tidak mengerti dengan penjelasan yang disampaikan dalam rapat itu.

“Ini semua adalah bunga-bunga, Pak, setelah rapat panja saya juga duduk di sini mendengar, asli ini Pak saya ora mudeng, jujur saya nggak ngerti pak, ndak mudeng Pak, tapi karena ada dinamika tadi ada kontradiksi, terpaksa duduk belajar baca undang-undangnya baca peraturannya baru kita tahu oh ini toh masalahnya,” ucap Bambang.

“Udah pada ribut pansus-pansus itu sudah di grup Komisi III, ini pansus sama angket sama, angket aja angket, sampai bingung Pak nggak bisa bedain angket dengan interpelasi, esmosi og Pak,” imbuh Bambang yang disambut tawa di ruang rapat.

Berita terkait