APBD Sulteng TA 2025 Rp5,6 triliun. Tahun depan (2026) sisa Rp4 triliun lebih. Data yang dihimpun redaksi sepekan ini menyebut, pendapatan asli daerah juga akan mengalami penurunan. Tak se gacor lagi seperti tahun lalu (2024-2025).
Lantas apa langkah jitu Gubernur Anwar Hafid dan Wakilnya Reny A Lamadjido? Apakah masih berkutat pada ‘dambaan’ pendapatan asli daerah konvensional normatif? Atau ada ‘out of the book’ mengais PAD wilayah yang memiliki sumber daya alam, sumber daya panas bumi, sumber daya hutan dan pengembangan perusahaan daerah penyumbang devisa Sulteng?








