Morowali,- Meskipun intensitas hujan pada Kamis (16/07) sudah mulai reda, namun banjir di Kabupaten Morowali khususnya di Kecamatan Bahodopi masih mengkhawatirkan.
Pasalnya, di Desa Dampala dan Desa Lele, air sungai yang meluap sudah mulai memasuki pemukiman warga dan membuat warga setempat mulai panik.
Kemudian, di Desa Bahodopi, jembatan belly yang merupakan satu-satunya akses Jalan Trans Sulawesi pun sudah dipasangkan police line sehingga kendaraan tak bisa melintas karena fisik jembatan terkikis derasnya arus air.
Sementara, di jembatan belly Desa Dampala, air sungai sudah melampaui lantai jembatan dan sangat berbahaya jika dilalui kendaraan. Padahal, jembatan tersebut juga merupakan satu-satunya akses Jalan Trans Sulawesi sebagai alternatif putusnya jembatan utama saat banjir bandang tahun 2019 silam.
Informasi terakhir, sejumlah warga setempat dibeberapa Desa yang pemukiman mulai terdampak banjir mulai mengungsi ke rumah kerabat di Desa lain yang tak terdampak banjir.
Hal itu dibenarkan oleh Kapolsek Bungku Tengah-Bungku Timur, AKP Avanzet Rapar, yang tengah berada di lokasi pengungsian Desa Onepute Jaya Kecamatan Bungku Timur.
“Sore ini tepatnya tanggal 16 Juli 2020, sejumlah warga dari Desa Dampala dan Sesa Lele sudah mengungsi kesini (Onepute Jaya-red), hanya kami belum menghitung jumlah pastinya, kita bersama tim lainnya dan masyarakat akan melakukan penanganan dulu,” ujar AKP A Rapar.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi mengenai jumlah pengungsi maupun jumlah rumah warga yang terendam air akibat banjir yang melanda Kabupaten Morowali. ***
Reporter: Bambang Sumantri