Viral Munculnya Ali Kalora Sempat Resahkan Warga, Dibantah Kapolda

  • Whatsapp
Nampak Kabid Humas Polda Kombes Pol Didik dan screen shot foto KTP kedua korban yang diposting di laman facebook. Foto: Polda Sulteng
banner 728x90

Palu, – Kapolda (Sulteng), Irjen Pol Drs Abdul Rakhman Baso, melalui Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Didik Supranoto, membantah terkait munculnya kembali kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Lemban Tongoa Kabupaten Sigi pada, Minggu 13 Desember 2020 untuk meminta jagung dan ubi.

Berita yang sempat muncul di media sosial dan beberapa media online tersebut, kata Didik, tentunya menimbulkan keresahan dan kekhawatiran masyarakat yang bermukim di Lemban tongoa. Bahkan, kata Dia, ada media yang turut menuliskan informasi tersebut.

Menyikapi issue atau informasi yang berkembang, inilah penjelasan tertulis Kabidhumas Polda Sulawesi Tengah Kombes Polisi Didik Supranoto, SIK yang diteruskan kepada media di Palu, Rabu (16/12/2020).

“Menyikapi issue atau informasi tentang kemunculan kembali kelompok MIT POoso di Lemban Tongoa, Sigi yang meminta jagung dan ubi kepada petani adalah tidak benar. Dan tim dari Polda Sulteng telah diturunkan kelapangan untuk mengumpulkan informasi dari warga yang ada di Lembantongoa. Tidak ada keterangan warga yang mengetahui atau melihat adanyanya kemunculan kembali kelompok MIT Poso untuk meminta jagung dan ubi kepada petani,” Jelas AKBP Didik, Rabu (16/12/2020).

Didik menjelaskan, isu atau informasi itu diawali adanya obrolan warga lemban tongoa pada hari minggu (13/12/2020) pukul 17.00 WITA di rumah Y (52 th) bersama I (32 th) sambil minum-minuman keras (minuman beralkohol) yang sempat menyinggung adanya bekas jagung dan pepaya di kebun S.

“Selanjutnya, dari obrolon tadi, sore itu juga Y meneruskan informasi tersebut ke rumah EF (yang merupakan anak dari S, pemilik kebun yang diketahui ada sisa jagung dan pepaya). Penyampaian tadi juga, kata Didik, didengar ER (istri S/pemilik kebun), dengan perasaan takut ER pulang kerumahnya dan dalam perjalanan disampaikan info tersebut kepada AR, akhirnya informasi tersebut menjadi berkembang dan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran warga.

“Untuk mengecek kekhawatiran warga, hari itu juga tiga warga melakukan pengecekan dikebun S, dan benar memang ditemukan bekas jagung dan pepaya, hal inilah yang kembali menyebabkan ketakutan warga sehingga mereka malam itu berkumpul di Gereja BK Korp Tokelemo. Malah tim Polda Sulteng langsung mengumpulkan warga untuk dilakukan konfrontir informasi. Hasil konfrontir inilah ditemukan pengakuan warga tiga orang perempuan yaitu ER, YA dan AG bahwa mereka mengakui minggu siang pukul 14.00 WITA ada pergi ke kebun S untuk mengambil jagung, ubi, daun pepaya dan rica, serta pengakuan AG yang sempat memakan buah pepaya dan tidak sempat membersihkan sisanya,” ungkapnya.***

Reporter: YCN

Berita terkait