Diduga Langgar Juknis, Manager Volly Ball Bungku Timur Protes Panitia Porkab Morowali

  • Whatsapp

Morowali– Team volly ball Kecamatan Bungku Timur, melayangkan protes atas dugaan kecurangan yang dilakukan oleh tim lawan pada laga final, Jum’at (18/3/2022).

Protes tersebut dilayangkan melalui surat resmi oleh Asnan As’ad selaku manager team volly ball Kecamatan Bungku Timur.

“Sesuai petunjuk teknis (juknis) Pekan Olah Raga Kabupaten (PORKAB) ke-I tingkat Kabupaten Morowali yang sudah diedarkan ke seluruh kecamatan, dan dijadikan sebagai panduan dalam bertanding pada pelaksanaan PORKAB ke-I Morowali, ada beberapa hal yang perlu kami garis bawahi terkait dengan atlet atau pemain, dimana dilarang atau tidak dibenarkan untuk memainkan peserta atau atlet dari cabang olahraga yang satu dengan cabang olahraga Yang lain” ungkap Asnan.

Dikatakannya, surat edaran dengan kenyataan di lapangan justru berbeda, utamanya pada tim volly ball indoor putra dan volly ball indoor putri.

“Kami dapatkan di lapangan, ada dua pemain yang bertanding di dua cabang olahraga, yakni pada cabang olahraga volly pasir, olehnya itu, kami dari tim manager volly ball putra dan putri Bungku Timur merasa keberatan dengan hal itu, kami meminta kepada panitia untuk mendiskualifikasi tim tersebut karena menurut kami, jika merujuk pada juknis, itu adalah sebuah pelanggaran besar dalam dunia olahraga, pemahaman kami bahwa PORKAB ini adalah ajang untuk menyeleksi putra putri terbaik Morowali, yang akan dipertandingkan ke tingkat POPROV bulan September mendatang” jelas Asnan.

Adapun nama atlet yang diprotes adalah atas nama Gilang (Volly Ball Indoor Putra), dan Rina (Volly Ball Indoor Putra). Kedua pemain tersebut bermain pada dua cabang olahraga yang berbeda, yakni volly pasir dan volly ball indoor.

Ditambahkannya, pada saat meeting, tim pelatih mengatakan bahwa tidak ada dijelaskan untuk bisa bermain di dua cabang olahraga. “Kami juga ingin mendaftrkan satu pemain di dua cabang olahraga, tapi panitia mengatakan kepada kami, tidak bisa didaftar dua cabang olahraga, makanya kami Bungku Timur hanya satu nama satu cabang olahraga, kami sangat menjunjung tinggi spotifitas seperti yang dipampang dalam spanduk yang begitu besar tulisannya, akan tetapi kami menilai kalau seperti ini kondisinya, kami sangat kecewa sekali, kita yang buat aturan, kita juga yang langgar, seakan-akan juknis yang dibagikan tidak punya kekuatan, dan yang herannya, pada meeting disampaikan ketika protes harus membayar kontribusi sebesar 500 ribu rupiah, seakan-akan akan dalam dunia olahraga tidak ada proses demokrasi” urai Asnan.

Menurutnya, para atletnya sangat kecewa dengan kondisi itu, bahkan pada saat bertanding dengan Bungku Tengah, timnya sudah tak serius lagi.

Sementara, Ketua KONI Kabupaten Morowali, Hj Arnila M Ali, yang dikonfirmasi Sabtu (20/3/2022) mengakui bahwa dalam juknis memang tidak dibenarkan satu atlet bertanding di dua cabor, namun dari hasil meeting, karena volly ball indoor masih sama dengan volly pasir, maka itu diperbolehkan. “Hasil meeting itu dibolehkan, dan soal biaya protes 500 ribu, itu juga disetujui seluruh peserta pada saat diputuskan dalam meeting” tandasnya. ***

Reporter: Bambang Sumantri

Berita terkait