Swedia dan Denmark akhir-akhir ini menjadi sorotan dunia Islam. Pasalnya, dua Negara itu baru-baru ini menjadi lokasi rentetan aksi pembakaran kitab suci Al-Qur’an. Aksi pembakaran itu dilakukan lagi oleh imigran asal Irak, Salwan Momika, di depan Parlemen Swedia, Senin (30/7/2023). Ini merupakan ketiga kalinya Salwan membakar dan menistakan kitab suci itu. (CNBC Indonesia, 03/8/2023)
Al-Qur’an adalah kalam mulia Allah Swt. Yang dibawa oleh malaikat Jibril untuk diwahyukan kepada Rasulullah Saw. Sebagai pedoman hidup dan sangat disucikan oleh umat Islam. Tidak heran banyak Muslim yang marah, mencekam dan mengutuk para pelaku serta Negara yang melakukan pembakaran Al-Qur’an yang marak terjadi saat ini. Padahal aksi pembakaran Al-Qur’an termasuk perbuatan Rasis, Intoleran, Radikal dan Islamophobia. Parahnya lagi hal ini sering terjadi di Negara-Negara yang sering meneriaki toleransi, sangat megejutkan bukan ?
Latar belakang para orang-orang kafir tentu jelas mereka tidak menyukai Islam, membenci Islam, dan membenci apapun yang berhubungan dengan ajaran Islam, cara mereka memperlihatkan kebenciannya yaitu dengan membakar dan melecehkan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh umat Islam. Simplenya Mereka tidak ingin Islam menyebar ke penjuru dunia dan menjadi satu-satunya Agama yang benar dengan tujuan untuk menimbulkan kontroversi dan memusuhi umat Islam diseluruh dunia.
Islamophobia bukan hal baru di Negara-Negara yang menganut sistem Kapitalis Sekuler yang mengadopsi tentang kebebasan terutama kebebasan berpendapat dan berekspresi yang membuat mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. Jadi sangat wajar jika penistaan dan pelecehan terhadap simbol-simbol Islam sering berulang.